Kamis, 27 Agustus 2015

Sunfiretasy

Episode 1 "SYRazer"

                “Hujan buatku mengantuk” itulah yang dikatakan oleh Azer, didalam kelas itu, walaupun sudah 5 menit perkuliahan dimulai, tidak dapat menahan kantuk beberapa siswa termasuk Azer sendiri. Bahkan ada yang berkipas-kipas menggunakan buku, nggak tahu apakah dia kepanasan atau sedang membuat dirinya sendiri lebih merasa mengantuk.
                Bosan melihat situasi ruangan, Azerpun membuang pandangannya kearah jendela, disana didapatinya pohon-pohon dan semak belukar. “Kampus atau hutankah tempat ini?” gumam Azer. Tatkala tengah bergumam, sesuatu menarik perhatiannya dilangit, dia melihat dan terkejut.
                “Bukankah itu... pesawat terbang?” Begitulah yang dia pikirkan.
                Namun apa yang ada dikepalanya salah, itu  bukanlah pesawat, melainkan meteor mengarah ke kotanya. Ia pun panik dan berdiri, guru yang melihat kelakuannya pun bingung dan berkata “Hei Kau, kenapa kau berdiri?”
                Belum sempat membuka mulutnya, suara dentuman yang besar tidak jauh dari tempatnya berada terdengar dan menggetarkan ruangan tersebut, seluruh siswa yang ada diruangan itu terdiam kemudian berkata serempak “GEMPA BUMI....!!!”
                “Bukan, itu bukan gempa bumi, tapi meteor jatuh!!!” teriak Azer sambil menunjuk kearah jendela.

                Seketika dunia pun menjadi gelap, Azer melihat sekeliling, didapatinya dirinya berada disuatu ruangan yang besar, Ia berdiri didepan jendela besar, didepannya dia melihat sekeliling orang dan penjaga. Ia tidak dapat melihat dengan jelas semua orang yang berada didepannya tersebut, semuanya terlihat seperti siluet, siluet hitam yang sedang meributkan sesuatu. Bingung dengan hal tersebut, Ia pun mencoba berjalan, tetapi sesuatu menahannya berjalan. Ia melihat kebawah, Ia kaget dan terjatuh, Ia melihat tangan yang seperti bayangan berjumlah banyak menahan kakinya tersebut.

                “Apa yang terjadi? Apakah ini?” katanya. Dibelakangnya terlihat seperti cahaya yang langsung menerangi seluruh ruangan tersebut. Azer menoleh dan meteor yang dilihatnya tadi tepat didepan kaca tepat Ia menunduk, dan terkejut, tetapi tidak bisa apa-apa. Ketika meteor tersebut semakin mendekat kearahnya, Ia mendengar suara.
                “kau sudah siap dan kau akan mengungkapkannya
                “WAAAAAAAAAAAA..........!!!!”
                “tolong orang ini mengamuk.....!!!!” teriak seseorang, dan berlari keluar.
               “Haaaah???” Azer tersadar dan mengucek matanya. Ia melihat sekelilingnya, “Ini kan UKS, kenapa aku disini ya?” gumamnya.
                Kemudian ia mencoba berjalan tetapi terjatuh, “Aduuuh!!!” katanya.
                Seseorang masuk ruangan tersebut, seorang laki-laki yang sudah berumur, rambutnya pirang seperti dicet rambutnya, kumisnya dan jenggotnya tebal menyatu dan berwarna putih, badannya kekar walau sudah berumur dan berkata “Kamu gak apa-apa nak?”
                Tanpa menghiraukan perkataan orang itu, Ia pun balik bertanya “Kenapa Saya disini pak?”
                “Kamu tadi tiba-tiba berteriak dikelas tadi dan terjatuh nggak sadarkan diri, teman-temanmu berteriak karena mengira kamu kesurupan, matamu putih dan menghadap keatas, mulutmu terbuka lebar, dan duduk seperti bersila” kata bapak tua itu.
                Azer terkejut “Seperti itukah pose ku pak? Jelek banget!!”Azer pun teringat dengan pose ketika para samurai melakukan Harakiri , “untung saya gak bawa pedang, bisa-bisa nebas mati saya” pikirnya ngaco.
                “Hei kau nggak apa-apa? Matamu keluar tuh” kata bapak tua itu melihat ekspresi Azer aneh.
                “Nggak apa-apa pak. Ngomong-ngomong bapak siapa ya?” tanya Azer penasaran.
                “Hehe, bapak guru olahraga sekaligus kepala UKS yang baru, bapak baru dipindahtugaskan ke sekolah ini, dan hari ini hari pertama bapak bertugas disini, nama bapak Hurijan Voltak, silahkan panggil bapak pak Voltak, tapi ingat ya, Voltak bukan poltak, karena pengalaman bapak selama mengajar bapak dipanggil pak Poltak dengan huruf “P” bukan “V”, kalau ada yang manggil  bapak dengan huruf “P”, awas aja bakal saya kasih hukuman sit up dengan berputar 180 derajat selama 10 menit, enak aja manggil nama orang sembarangan, nama adalah doa, jadi harus dihormati” jawab bapak itu, curhat.
Setelah itu, tiba-tiba datanglah suster Ren, salah satu suster disekolah ini, kemudian berkata “pak Poltak, ini obat kuat anda ketinggalan”
                Seketika hening dan terdiam, kemudian berdiri pak Voltak dan menatap suster Ren tajam dan berkata “apa kamu panggil saya tadi?”
                “Eh... Pak... Poltak... kan?” jawabnya bingung.
                “Sudah saya katakan panggil saya pak VOLTAK, bukan pak POLTAK” jawab pak Voltak sangat sangat marah.
dan akhirnya suster Ren sit up dengan berputar 180 derajat selama 10 menit.

                “Kejadian apa tadi? Kenapa aku merasa kejadian tadi sangat nyata?”  Azer bertanya-tanya dalam hatinya, Ia memandang langit-langit UKS tersebut. Tidak lama kemudian, suara langkah kaki dari luar ruangan UKS tersebut mengagetkanku, suaranya sangat kencang dan cepat, persis seperti orang yang tergesa-gesa, pak Voltak tampaknya juga menyadari suara kaki itu, kemudian Ia pun berjalan kedepan pintu dan memasang muka bingung. Belum sampai dua langkah Ia berjalan kedepan pintu, ekspresi pak Voltak pun berubah. Kaget, tetapi kaget bukan seperti melihat seseorang yang Ia kenal atau sudah lama tidak bertemu, tetapi kaget.... kesakitan, yah, Azer yang melihat ekspresi muka orang tua yang seperti mau mencret tersebut langsung mencari apa yang menyebabkan muka pak Voltak kelihatan seperti orang mencret, dilihatnya kaki pak Voltak terinjak oleh sepatu high heels warna merah. Ekspresi Azer yang tadinya kaget langsung berubah jadi datar, karena Ia tau orang itu siapa, selagi pak Voltak lompat-lompat “aduh” sambil memegang kakinya, wanita itu berkata
                “Azeeeeeer...... dimana kamu? Oh, kenapa kamu nak? Kepentok kepala kamu? Apa kamu berkelahi? Tidak! Pasti kamu kena gejala asma kan? Atau kamu semalam kebanyakan nonton sinetron cinta-cintaan yang gak jelas begitu jadinya kamu ngelakuin tingkah yang aneh-aneh! Eh, tapi aku yang sering nonton sinetron yang begituan ya? Hahahahaha, pokoknya jawab nak jangan diem aja?!”
                Azer hanya datar-datar saja melihat wanita itu, Ia tidak menjawab dan tidak merespon tindakan wanita itu yang memukul-mukul kepalanya, mencubit-cubit pipinya, membelokkan matanya, memukul-mukul dadanya, Azer hanya menatap pak Voltak yang meloncat-loncat seperti pocong dengan muka mencret dan mengeluarkan suara “aaaa... aduh... aaaa.. aduh... aaaa” terus-terusan.
                “tapi tunggu, suara jeritannya nggak cocok sama orangnya, kayak cowok berotot tapi sering nongkrong digym” jawab Azer dalam hati
                “kurang ajar! Siapa kamu berani-beraninya nginjek-nginjek kaki saya, sakit tauk!” kata pak Voltak cemberut.  “lah, jadi kenapa jadi imut pak Voltak? Aneh” kata Azer heran.
                “Anda siapa ya? Kok saya nggak ngeliat anda ya tadi? Kok tiba-tiba anda udah muncul ya? Tanya wanita itu, mengingat-ingat.
                “kurang ajar! Anda tadi nginjek kaki saya, nggak liat tuh ada capnya!” tunjuk pak Voltak ke arah kakinya. Emang benar, bolong berbentuk agak lancip, persis seperti bentuk high heels yang dipakai wanita itu.
                “oooh.... saya minta maaf kalau begitu” wanita itu terdiam, lalu kembali melanjutkan pembicaraannya “sepertinya saya kenal anda deh, tapi dimana ya?” kata wanita itu bingung.
                “eh...! karena anda bilang begitu, saya juga rasanya mengenal anda deh” kata pak Voltak berpikir kemudian terkejut “haaaaah!!! Anda kan ibu Tasyra, kenapa ibu ada disini? Jangan-jangan bocah sok keren ini...”

                “iya, ini anak saya, namanya Thamani Ksan SYRazer, dia merupakan anak kedua saya, ayo kita pulang nak, Ibu tadi ditelpon wali kelasmu, terus ngasih tau keadaan kamu, jadi Ibu langsung datang kesini jemput kamu, kamu istirahat aja dirumah oke?” kata wanita itu yang ternyata ibu Azer

                “ibu kenal dengan pak Volta?” tanya Azer
                “kenal dong, istri pak Volta kan kerja tempat ibu” jawab ibu Tasyra tersenyum “jadi kamu kerja disini ya? Hey Azer, tau nggak kamu? Walaupun pak Voltak ini sudah berumur, tapi masih suka lho main kelereng sama anak tetangga, malahan anak tetangga kalah sama pak Volta, hahahahahaha” sambung ibu Tasyra sambil tertawa. Azer pun tidak dapat menahan ketawanya membayangkan pak Volta main kelereng sama anak-anak kecil, Ia pun tertawa terpingkal-pingkal.
                “Istri asem! Awas aja pas pulang nanti” jawab pak Volta dengan wajah memerah padam pertanda malu.

                Hari sudah mau maghrib, tapi Azer masih saja bersantai ditempat tidurnya, melontar-lontarkan bola karet ditangannya dan masih memikirkan kejadian yang dialaminya tadi siang dikelas. Ia pun terpejam sebentar, tidak beberapa lama terbangun karena mendengar suara handphonenya berbunyi, diambil dan diceknya hp tersebut, terdapat dua pesan tertulis dilayar hpnya, dibukanya isi pesan tersebut dan dibacanya “Oi Eser, ane denger lu kesurupan ye dikelas? Mangkanya muka jangan mirip siluman, disangka temennya lu kan? LOL XD”
                “Kurang ajar banget Manda, dia pikir dia Oke dibanding dengan mukaku? Dasar tongkat sapu” jawab Azer dalam hati. Kemudian dibukanya satu lagi pesan dari temannya,  isi pesan tersebut membuat Azer kaget!
                “Hei Azer, kamu nggak apa-apa kan? Kalau kamu nggak apa-apa jangan lupa hari ini nyuu lahiran, anaknya 4 cowok 2 cewek 2, unyu deh J sayang deh kamu nggak liat, semoga cepat sembuh ya zer :D” bunyi pesan tersebut, yang nama pengirimnya Yuuri.
                Azer terkejut “Astaga!! Aku lupa Nyuu lahiran, nggak boleh dilewatin, harus ngeliat anaknya, pasti unyu-unyu” katanya ngomong sendiri, kalau ada yang ngeliat Azer mungkin dianggap orang gila dia.
                “Boss, Aku pergi bentar yee, ketempat Yuuri” Kata Azer pada Ibunya yang lagi masak
                “Kamu kan masih sakit, nggak boleh pergi dulu!” Jawab ibunya melotot kearahnya
                “Bentar aja bu, please” jawab Azer memohon
                “Yaudah, jalan kaki tapi ya?” kata ibunya tersenyum
                “Yaaaah... sudahla” jawab Azer menghela lalu pergi. “Toh rumah Yuuri nggak jauh-jauh amat” pikirnya dalam hati.
                Suasana malam itu tidak begitu bagus, bahkan sangat sepi, tak banyak kendaraan lewat, hanya ada sedikit toko terbuka, diseberang jalan Azer melihat bapak-bapak sedang bermain gaple, diantara bapak-bapak itu ada yang memakai helm dan memakai topi wisuda, “pasti kalah bapak dua orang itu” pikir Azer dalam hati.
                Sesaat kemudian Ia merasakan bulu kuduknya merinding, tetapi Ia cuek saja, tetap berjalan melewati jalan-jalan penuh gelandangan itu. Setelah beberapa lama, Ia mendengar suara anak kecil menjerit, Ia pun kaget dan segera berlari kearah suara itu terdengar, Ia pun berhenti di lorong agak gelap antara dua toko, disana Ia melihat seseorang sedang mencekik anak kecil, wajahnya tidak begitu jelas karena Ia memakai baju seperti kimono, dan memakai seperti sorban dikepalanya, yang terlihat hanyalah tangannya yang putih. Tinggi orang itu sekitar 180cm, berbeda dengan Azer yang tingginya hanya 168cm. Anak kecil itu berambut pirang dan berbadan agak tinggi untuk seorang anak sd, terlihat diwajahnya kalau anak kecil itu sangat ketakutan.
                Melihat semua itu, Azer geram dan berkata “Hei! jangan berani sama anak kecil! Apa kamu pengecut? Beraninya lawan anak kecil doang, lepasin anak itu!”
                Orang tinggi itu beralih pandangannya kearah Azer , Azer terkejut dan tak percaya, dilorong yang agak gelap tersebut, Azer dapat melihat dengan jelas matanya walaupun jauh, mata orang tersebut berwarna putih menyilaukan persis seperti lampu neon. Azer mundur sedikit, dilihatnya orang itu semakin kuat cekikannya pada anak kecil tersebut, anak kecil itu sampai tersedak dan jeritannya semakin melemah, Azer meskipun takut, tapi tidak tega melihat kelakuan orang tinggi tersebut, betapa teganya orang tersebut pada anak kecil itu.
                “Aku tidak peduli siapa kau! Tapi melihat kau berani hanya pada anak kecil, sepertinya kau pengecut, aku tidak takut pada pengecut! Lepaskan dia!!” teriak Azer pada orang itu kemudian berlari kearah orang tersebut, dihujamkannya tinjuan tangannya kepada lengan orang tersebut. Terlepaslah anak tersebut.
                “Larilah jauh-jauh! Orang ini biar aku yang urus!” teriak Azer pada anak itu. Anak itu berjalan mundur sebentar lalu meninggalkan mereka berdua disana. Baru saja Azer menoleh kearah lelaki itu, tangan orang itu sudah mencekik leher Azer.
                “Apa yang kau lakukan, manusia? Kau menggangguku!” kata lelaki itu pada Azer geram. Suaranya tidak seperti manusia biasa, seperti menggema dilorong itu, matanya masih tetap saja terang seperti lampu neon.
                Azer susah bernafas karena cengkraman tangan dilehernya sangat kuat, Azer mencoba melepaskan cengkraman tangan orang itu dengan kedua tangannya, “keras sekali” pikirnya.
                “Kau mau mati hah? Anak muda?” ancam orang itu
                “A...ku... ti...tidak tau apa.... masalahmu kepada.... anak itu” jawab Azer, dengan tekadnya Azer berhasil melepaskan diri dari cengkraman orang itu, “tetapi seperti yang aku bilang, aku tidak takut pada pengecut yang beraninya hanya pada anak kecil!!” dicekiknya balik orang itu dengan tangan kirinya, dan kepalan tangannya siap untuk meninju muka orang itu.
                Orang itu terkejut dan kehilangan keseimbangan. Disaat Ia hampir jatuh dan kepalan tangan Azer mengenai pipi orang itu, diseluruh badan termasuk kepala Azer keluar garis-garis hitam dan membentuk seperti sebuah segel.

                “Apa?! Jangan-jangan orang ini adalah...” belum sempat orang itu menyelesaikan katanya, Ia sudah terhisap dan masuk terhisap kebadan Azer, Ia masuk melalui mata, telinga, mulut, dan pori-pori tangan. Disaat Itu terjadi, bulan menghilang seperti kehilangan sinarnya. Semua orang kaget dan berteriak melihat fenomena itu, Orang itu dan Azer telah menyatu, Azer pun terjatuh lemas dengan muka mencium lantai. Mata, dan badan yang semula berwarna kuning akibat penyatuan itupun menghilang,  Azerpun pingsan.



Bersambung -



Tidak ada komentar:

Posting Komentar