Episode 1 "SYRazer"
“Hujan
buatku mengantuk” itulah yang dikatakan oleh Azer, didalam kelas itu, walaupun
sudah 5 menit perkuliahan dimulai, tidak dapat menahan kantuk beberapa siswa
termasuk Azer sendiri. Bahkan ada yang berkipas-kipas menggunakan buku, nggak
tahu apakah dia kepanasan atau sedang membuat dirinya sendiri lebih merasa
mengantuk.
Bosan
melihat situasi ruangan, Azerpun membuang pandangannya kearah jendela, disana
didapatinya pohon-pohon dan semak belukar. “Kampus atau hutankah tempat ini?”
gumam Azer. Tatkala tengah bergumam, sesuatu menarik perhatiannya dilangit, dia
melihat dan terkejut.
“Bukankah
itu... pesawat terbang?” Begitulah yang dia pikirkan.
Namun
apa yang ada dikepalanya salah, itu
bukanlah pesawat, melainkan meteor mengarah ke kotanya. Ia pun panik dan
berdiri, guru yang melihat kelakuannya pun bingung dan berkata “Hei Kau, kenapa
kau berdiri?”
Belum
sempat membuka mulutnya, suara dentuman yang besar tidak jauh dari tempatnya
berada terdengar dan menggetarkan ruangan tersebut, seluruh siswa yang ada
diruangan itu terdiam kemudian berkata serempak “GEMPA BUMI....!!!”
“Bukan,
itu bukan gempa bumi, tapi meteor jatuh!!!” teriak Azer sambil menunjuk kearah
jendela.
Seketika dunia pun menjadi gelap, Azer melihat sekeliling, didapatinya dirinya berada disuatu ruangan yang besar, Ia berdiri didepan jendela besar, didepannya dia melihat sekeliling orang dan penjaga. Ia tidak dapat melihat dengan jelas semua orang yang berada didepannya tersebut, semuanya terlihat seperti siluet, siluet hitam yang sedang meributkan sesuatu. Bingung dengan hal tersebut, Ia pun mencoba berjalan, tetapi sesuatu menahannya berjalan. Ia melihat kebawah, Ia kaget dan terjatuh, Ia melihat tangan yang seperti bayangan berjumlah banyak menahan kakinya tersebut.
“Apa
yang terjadi? Apakah ini?” katanya. Dibelakangnya terlihat seperti cahaya yang
langsung menerangi seluruh ruangan tersebut. Azer menoleh dan meteor yang
dilihatnya tadi tepat didepan kaca tepat Ia menunduk, dan terkejut, tetapi
tidak bisa apa-apa. Ketika meteor tersebut semakin mendekat kearahnya, Ia
mendengar suara.
“kau sudah siap dan kau akan mengungkapkannya”
“WAAAAAAAAAAAA..........!!!!”
“tolong
orang ini mengamuk.....!!!!” teriak seseorang, dan berlari keluar.
“Haaaah???”
Azer tersadar dan mengucek matanya. Ia melihat sekelilingnya, “Ini kan UKS,
kenapa aku disini ya?” gumamnya.
Kemudian
ia mencoba berjalan tetapi terjatuh, “Aduuuh!!!” katanya.
Seseorang
masuk ruangan tersebut, seorang laki-laki yang sudah berumur, rambutnya pirang
seperti dicet rambutnya, kumisnya dan jenggotnya tebal menyatu dan berwarna
putih, badannya kekar walau sudah berumur dan berkata “Kamu gak apa-apa nak?”
Tanpa
menghiraukan perkataan orang itu, Ia pun balik bertanya “Kenapa Saya disini
pak?”
“Kamu
tadi tiba-tiba berteriak dikelas tadi dan terjatuh nggak sadarkan diri,
teman-temanmu berteriak karena mengira kamu kesurupan, matamu putih dan
menghadap keatas, mulutmu terbuka lebar, dan duduk seperti bersila” kata bapak
tua itu.
Azer
terkejut “Seperti itukah pose ku pak?
Jelek banget!!”Azer pun teringat dengan pose ketika para samurai melakukan Harakiri , “untung saya gak bawa pedang,
bisa-bisa nebas mati saya” pikirnya ngaco.
“Hei
kau nggak apa-apa? Matamu keluar tuh” kata bapak tua itu melihat ekspresi Azer
aneh.
“Nggak
apa-apa pak. Ngomong-ngomong bapak siapa ya?” tanya Azer penasaran.
“Hehe,
bapak guru olahraga sekaligus kepala UKS yang baru, bapak baru dipindahtugaskan
ke sekolah ini, dan hari ini hari pertama bapak bertugas disini, nama bapak
Hurijan Voltak, silahkan panggil bapak pak Voltak, tapi ingat ya, Voltak bukan
poltak, karena pengalaman bapak selama mengajar bapak dipanggil pak Poltak
dengan huruf “P” bukan “V”, kalau ada yang manggil bapak dengan huruf “P”, awas aja bakal saya
kasih hukuman sit up dengan berputar
180 derajat selama 10 menit, enak aja manggil nama orang sembarangan, nama
adalah doa, jadi harus dihormati” jawab bapak itu, curhat.
Setelah itu, tiba-tiba datanglah
suster Ren, salah satu suster disekolah ini, kemudian berkata “pak Poltak, ini
obat kuat anda ketinggalan”
Seketika
hening dan terdiam, kemudian berdiri pak Voltak dan menatap suster Ren tajam
dan berkata “apa kamu panggil saya tadi?”
“Eh...
Pak... Poltak... kan?” jawabnya bingung.
“Sudah
saya katakan panggil saya pak VOLTAK, bukan pak POLTAK” jawab pak Voltak sangat
sangat marah.
dan akhirnya suster Ren sit up
dengan berputar 180 derajat selama 10 menit.
“Kejadian
apa tadi? Kenapa aku merasa kejadian tadi sangat nyata?” Azer bertanya-tanya dalam hatinya, Ia
memandang langit-langit UKS tersebut. Tidak lama kemudian, suara langkah kaki
dari luar ruangan UKS tersebut mengagetkanku, suaranya sangat kencang dan
cepat, persis seperti orang yang tergesa-gesa, pak Voltak tampaknya juga
menyadari suara kaki itu, kemudian Ia pun berjalan kedepan pintu dan memasang
muka bingung. Belum sampai dua langkah Ia berjalan kedepan pintu, ekspresi pak
Voltak pun berubah. Kaget, tetapi kaget bukan seperti melihat seseorang yang Ia
kenal atau sudah lama tidak bertemu, tetapi kaget.... kesakitan, yah, Azer yang
melihat ekspresi muka orang tua yang seperti mau mencret tersebut langsung mencari apa yang menyebabkan muka pak
Voltak kelihatan seperti orang mencret, dilihatnya
kaki pak Voltak terinjak oleh sepatu high
heels warna merah. Ekspresi Azer yang tadinya kaget langsung berubah jadi
datar, karena Ia tau orang itu siapa, selagi pak Voltak lompat-lompat “aduh”
sambil memegang kakinya, wanita itu berkata
“Azeeeeeer......
dimana kamu? Oh, kenapa kamu nak? Kepentok kepala kamu? Apa kamu berkelahi?
Tidak! Pasti kamu kena gejala asma kan? Atau kamu semalam kebanyakan nonton
sinetron cinta-cintaan yang gak jelas begitu jadinya kamu ngelakuin tingkah
yang aneh-aneh! Eh, tapi aku yang sering nonton sinetron yang begituan ya?
Hahahahaha, pokoknya jawab nak jangan diem aja?!”
Azer
hanya datar-datar saja melihat wanita itu, Ia tidak menjawab dan tidak merespon
tindakan wanita itu yang memukul-mukul kepalanya, mencubit-cubit pipinya,
membelokkan matanya, memukul-mukul dadanya, Azer hanya menatap pak Voltak yang
meloncat-loncat seperti pocong dengan muka mencret dan mengeluarkan suara
“aaaa... aduh... aaaa.. aduh... aaaa” terus-terusan.
“tapi
tunggu, suara jeritannya nggak cocok sama orangnya, kayak cowok berotot tapi
sering nongkrong digym” jawab Azer
dalam hati
“kurang
ajar! Siapa kamu berani-beraninya nginjek-nginjek kaki saya, sakit tauk!” kata
pak Voltak cemberut. “lah, jadi kenapa
jadi imut pak Voltak? Aneh” kata Azer heran.
“Anda
siapa ya? Kok saya nggak ngeliat anda ya tadi? Kok tiba-tiba anda udah muncul
ya? Tanya wanita itu, mengingat-ingat.
“kurang
ajar! Anda tadi nginjek kaki saya, nggak liat tuh ada capnya!” tunjuk pak
Voltak ke arah kakinya. Emang benar, bolong berbentuk agak lancip, persis
seperti bentuk high heels yang dipakai wanita itu.
“oooh....
saya minta maaf kalau begitu” wanita itu terdiam, lalu kembali melanjutkan
pembicaraannya “sepertinya saya kenal anda deh, tapi dimana ya?” kata wanita
itu bingung.
“eh...!
karena anda bilang begitu, saya juga rasanya mengenal anda deh” kata pak Voltak
berpikir kemudian terkejut “haaaaah!!! Anda kan ibu Tasyra, kenapa ibu ada
disini? Jangan-jangan bocah sok keren ini...”
“iya, ini anak saya, namanya Thamani Ksan SYRazer, dia merupakan anak kedua saya, ayo kita pulang nak, Ibu tadi ditelpon wali kelasmu, terus ngasih tau keadaan kamu, jadi Ibu langsung datang kesini jemput kamu, kamu istirahat aja dirumah oke?” kata wanita itu yang ternyata ibu Azer
“ibu
kenal dengan pak Volta?” tanya Azer
“kenal
dong, istri pak Volta kan kerja tempat ibu” jawab ibu Tasyra tersenyum “jadi
kamu kerja disini ya? Hey Azer, tau nggak kamu? Walaupun pak Voltak ini sudah
berumur, tapi masih suka lho main kelereng sama anak tetangga, malahan anak
tetangga kalah sama pak Volta, hahahahahaha” sambung ibu Tasyra sambil tertawa.
Azer pun tidak dapat menahan ketawanya membayangkan pak Volta main kelereng
sama anak-anak kecil, Ia pun tertawa terpingkal-pingkal.
“Istri
asem! Awas aja pas pulang nanti” jawab pak Volta dengan wajah memerah padam
pertanda malu.
Hari
sudah mau maghrib, tapi Azer masih saja bersantai ditempat tidurnya,
melontar-lontarkan bola karet ditangannya dan masih memikirkan kejadian yang
dialaminya tadi siang dikelas. Ia pun terpejam sebentar, tidak beberapa lama
terbangun karena mendengar suara handphonenya berbunyi, diambil dan diceknya hp
tersebut, terdapat dua pesan tertulis dilayar hpnya, dibukanya isi pesan
tersebut dan dibacanya “Oi Eser, ane denger lu kesurupan ye dikelas? Mangkanya
muka jangan mirip siluman, disangka temennya lu kan? LOL XD”
“Kurang
ajar banget Manda, dia pikir dia Oke dibanding dengan mukaku? Dasar tongkat
sapu” jawab Azer dalam hati. Kemudian dibukanya satu lagi pesan dari
temannya, isi pesan tersebut membuat
Azer kaget!
“Hei
Azer, kamu nggak apa-apa kan? Kalau kamu nggak apa-apa jangan lupa hari ini
nyuu lahiran, anaknya 4 cowok 2 cewek 2, unyu deh J sayang deh kamu nggak liat,
semoga cepat sembuh ya zer :D” bunyi pesan tersebut, yang nama pengirimnya
Yuuri.
Azer
terkejut “Astaga!! Aku lupa Nyuu lahiran, nggak boleh dilewatin, harus ngeliat
anaknya, pasti unyu-unyu” katanya ngomong sendiri, kalau ada yang ngeliat Azer
mungkin dianggap orang gila dia.
“Boss,
Aku pergi bentar yee, ketempat Yuuri” Kata Azer pada Ibunya yang lagi masak
“Kamu
kan masih sakit, nggak boleh pergi dulu!” Jawab ibunya melotot kearahnya
“Bentar
aja bu, please” jawab Azer memohon
“Yaudah,
jalan kaki tapi ya?” kata ibunya tersenyum
“Yaaaah...
sudahla” jawab Azer menghela lalu pergi. “Toh rumah Yuuri nggak jauh-jauh amat”
pikirnya dalam hati.
Suasana
malam itu tidak begitu bagus, bahkan sangat sepi, tak banyak kendaraan lewat,
hanya ada sedikit toko terbuka, diseberang jalan Azer melihat bapak-bapak
sedang bermain gaple, diantara
bapak-bapak itu ada yang memakai helm dan memakai topi wisuda, “pasti kalah
bapak dua orang itu” pikir Azer dalam hati.
Sesaat
kemudian Ia merasakan bulu kuduknya merinding, tetapi Ia cuek saja, tetap
berjalan melewati jalan-jalan penuh gelandangan itu. Setelah beberapa lama, Ia
mendengar suara anak kecil menjerit, Ia pun kaget dan segera berlari kearah
suara itu terdengar, Ia pun berhenti di lorong agak gelap antara dua toko,
disana Ia melihat seseorang sedang mencekik anak kecil, wajahnya tidak begitu
jelas karena Ia memakai baju seperti kimono, dan memakai seperti sorban
dikepalanya, yang terlihat hanyalah tangannya yang putih. Tinggi orang itu
sekitar 180cm, berbeda dengan Azer yang tingginya hanya 168cm. Anak kecil itu
berambut pirang dan berbadan agak tinggi untuk seorang anak sd, terlihat
diwajahnya kalau anak kecil itu sangat ketakutan.
Melihat
semua itu, Azer geram dan berkata “Hei! jangan berani sama anak kecil! Apa kamu
pengecut? Beraninya lawan anak kecil doang, lepasin anak itu!”
Orang
tinggi itu beralih pandangannya kearah Azer , Azer terkejut dan tak percaya,
dilorong yang agak gelap tersebut, Azer dapat melihat dengan jelas matanya
walaupun jauh, mata orang tersebut berwarna putih menyilaukan persis seperti
lampu neon. Azer mundur sedikit, dilihatnya orang itu semakin kuat cekikannya
pada anak kecil tersebut, anak kecil itu sampai tersedak dan jeritannya semakin
melemah, Azer meskipun takut, tapi tidak tega melihat kelakuan orang tinggi
tersebut, betapa teganya orang tersebut pada anak kecil itu.
“Aku
tidak peduli siapa kau! Tapi melihat kau berani hanya pada anak kecil,
sepertinya kau pengecut, aku tidak takut pada pengecut! Lepaskan dia!!” teriak
Azer pada orang itu kemudian berlari kearah orang tersebut, dihujamkannya
tinjuan tangannya kepada lengan orang tersebut. Terlepaslah anak tersebut.
“Larilah
jauh-jauh! Orang ini biar aku yang urus!” teriak Azer pada anak itu. Anak itu
berjalan mundur sebentar lalu meninggalkan mereka berdua disana. Baru saja Azer
menoleh kearah lelaki itu, tangan orang itu sudah mencekik leher Azer.
“Apa
yang kau lakukan, manusia? Kau menggangguku!” kata lelaki itu pada Azer geram.
Suaranya tidak seperti manusia biasa, seperti menggema dilorong itu, matanya
masih tetap saja terang seperti lampu neon.
Azer
susah bernafas karena cengkraman tangan dilehernya sangat kuat, Azer mencoba
melepaskan cengkraman tangan orang itu dengan kedua tangannya, “keras sekali”
pikirnya.
“Kau
mau mati hah? Anak muda?” ancam orang itu
“A...ku...
ti...tidak tau apa.... masalahmu kepada.... anak itu” jawab Azer, dengan
tekadnya Azer berhasil melepaskan diri dari cengkraman orang itu, “tetapi
seperti yang aku bilang, aku tidak takut pada pengecut yang beraninya hanya
pada anak kecil!!” dicekiknya balik orang itu dengan tangan kirinya, dan
kepalan tangannya siap untuk meninju muka orang itu.
Orang
itu terkejut dan kehilangan keseimbangan. Disaat Ia hampir jatuh dan kepalan
tangan Azer mengenai pipi orang itu, diseluruh badan termasuk kepala Azer
keluar garis-garis hitam dan membentuk seperti sebuah segel.
“Apa?! Jangan-jangan orang ini adalah...” belum sempat orang itu menyelesaikan katanya, Ia sudah terhisap dan masuk terhisap kebadan Azer, Ia masuk melalui mata, telinga, mulut, dan pori-pori tangan. Disaat Itu terjadi, bulan menghilang seperti kehilangan sinarnya. Semua orang kaget dan berteriak melihat fenomena itu, Orang itu dan Azer telah menyatu, Azer pun terjatuh lemas dengan muka mencium lantai. Mata, dan badan yang semula berwarna kuning akibat penyatuan itupun menghilang, Azerpun pingsan.
Bersambung -