Kamis, 27 Agustus 2015

Sunfiretasy

Episode 1 "SYRazer"

                “Hujan buatku mengantuk” itulah yang dikatakan oleh Azer, didalam kelas itu, walaupun sudah 5 menit perkuliahan dimulai, tidak dapat menahan kantuk beberapa siswa termasuk Azer sendiri. Bahkan ada yang berkipas-kipas menggunakan buku, nggak tahu apakah dia kepanasan atau sedang membuat dirinya sendiri lebih merasa mengantuk.
                Bosan melihat situasi ruangan, Azerpun membuang pandangannya kearah jendela, disana didapatinya pohon-pohon dan semak belukar. “Kampus atau hutankah tempat ini?” gumam Azer. Tatkala tengah bergumam, sesuatu menarik perhatiannya dilangit, dia melihat dan terkejut.
                “Bukankah itu... pesawat terbang?” Begitulah yang dia pikirkan.
                Namun apa yang ada dikepalanya salah, itu  bukanlah pesawat, melainkan meteor mengarah ke kotanya. Ia pun panik dan berdiri, guru yang melihat kelakuannya pun bingung dan berkata “Hei Kau, kenapa kau berdiri?”
                Belum sempat membuka mulutnya, suara dentuman yang besar tidak jauh dari tempatnya berada terdengar dan menggetarkan ruangan tersebut, seluruh siswa yang ada diruangan itu terdiam kemudian berkata serempak “GEMPA BUMI....!!!”
                “Bukan, itu bukan gempa bumi, tapi meteor jatuh!!!” teriak Azer sambil menunjuk kearah jendela.

                Seketika dunia pun menjadi gelap, Azer melihat sekeliling, didapatinya dirinya berada disuatu ruangan yang besar, Ia berdiri didepan jendela besar, didepannya dia melihat sekeliling orang dan penjaga. Ia tidak dapat melihat dengan jelas semua orang yang berada didepannya tersebut, semuanya terlihat seperti siluet, siluet hitam yang sedang meributkan sesuatu. Bingung dengan hal tersebut, Ia pun mencoba berjalan, tetapi sesuatu menahannya berjalan. Ia melihat kebawah, Ia kaget dan terjatuh, Ia melihat tangan yang seperti bayangan berjumlah banyak menahan kakinya tersebut.

                “Apa yang terjadi? Apakah ini?” katanya. Dibelakangnya terlihat seperti cahaya yang langsung menerangi seluruh ruangan tersebut. Azer menoleh dan meteor yang dilihatnya tadi tepat didepan kaca tepat Ia menunduk, dan terkejut, tetapi tidak bisa apa-apa. Ketika meteor tersebut semakin mendekat kearahnya, Ia mendengar suara.
                “kau sudah siap dan kau akan mengungkapkannya
                “WAAAAAAAAAAAA..........!!!!”
                “tolong orang ini mengamuk.....!!!!” teriak seseorang, dan berlari keluar.
               “Haaaah???” Azer tersadar dan mengucek matanya. Ia melihat sekelilingnya, “Ini kan UKS, kenapa aku disini ya?” gumamnya.
                Kemudian ia mencoba berjalan tetapi terjatuh, “Aduuuh!!!” katanya.
                Seseorang masuk ruangan tersebut, seorang laki-laki yang sudah berumur, rambutnya pirang seperti dicet rambutnya, kumisnya dan jenggotnya tebal menyatu dan berwarna putih, badannya kekar walau sudah berumur dan berkata “Kamu gak apa-apa nak?”
                Tanpa menghiraukan perkataan orang itu, Ia pun balik bertanya “Kenapa Saya disini pak?”
                “Kamu tadi tiba-tiba berteriak dikelas tadi dan terjatuh nggak sadarkan diri, teman-temanmu berteriak karena mengira kamu kesurupan, matamu putih dan menghadap keatas, mulutmu terbuka lebar, dan duduk seperti bersila” kata bapak tua itu.
                Azer terkejut “Seperti itukah pose ku pak? Jelek banget!!”Azer pun teringat dengan pose ketika para samurai melakukan Harakiri , “untung saya gak bawa pedang, bisa-bisa nebas mati saya” pikirnya ngaco.
                “Hei kau nggak apa-apa? Matamu keluar tuh” kata bapak tua itu melihat ekspresi Azer aneh.
                “Nggak apa-apa pak. Ngomong-ngomong bapak siapa ya?” tanya Azer penasaran.
                “Hehe, bapak guru olahraga sekaligus kepala UKS yang baru, bapak baru dipindahtugaskan ke sekolah ini, dan hari ini hari pertama bapak bertugas disini, nama bapak Hurijan Voltak, silahkan panggil bapak pak Voltak, tapi ingat ya, Voltak bukan poltak, karena pengalaman bapak selama mengajar bapak dipanggil pak Poltak dengan huruf “P” bukan “V”, kalau ada yang manggil  bapak dengan huruf “P”, awas aja bakal saya kasih hukuman sit up dengan berputar 180 derajat selama 10 menit, enak aja manggil nama orang sembarangan, nama adalah doa, jadi harus dihormati” jawab bapak itu, curhat.
Setelah itu, tiba-tiba datanglah suster Ren, salah satu suster disekolah ini, kemudian berkata “pak Poltak, ini obat kuat anda ketinggalan”
                Seketika hening dan terdiam, kemudian berdiri pak Voltak dan menatap suster Ren tajam dan berkata “apa kamu panggil saya tadi?”
                “Eh... Pak... Poltak... kan?” jawabnya bingung.
                “Sudah saya katakan panggil saya pak VOLTAK, bukan pak POLTAK” jawab pak Voltak sangat sangat marah.
dan akhirnya suster Ren sit up dengan berputar 180 derajat selama 10 menit.

                “Kejadian apa tadi? Kenapa aku merasa kejadian tadi sangat nyata?”  Azer bertanya-tanya dalam hatinya, Ia memandang langit-langit UKS tersebut. Tidak lama kemudian, suara langkah kaki dari luar ruangan UKS tersebut mengagetkanku, suaranya sangat kencang dan cepat, persis seperti orang yang tergesa-gesa, pak Voltak tampaknya juga menyadari suara kaki itu, kemudian Ia pun berjalan kedepan pintu dan memasang muka bingung. Belum sampai dua langkah Ia berjalan kedepan pintu, ekspresi pak Voltak pun berubah. Kaget, tetapi kaget bukan seperti melihat seseorang yang Ia kenal atau sudah lama tidak bertemu, tetapi kaget.... kesakitan, yah, Azer yang melihat ekspresi muka orang tua yang seperti mau mencret tersebut langsung mencari apa yang menyebabkan muka pak Voltak kelihatan seperti orang mencret, dilihatnya kaki pak Voltak terinjak oleh sepatu high heels warna merah. Ekspresi Azer yang tadinya kaget langsung berubah jadi datar, karena Ia tau orang itu siapa, selagi pak Voltak lompat-lompat “aduh” sambil memegang kakinya, wanita itu berkata
                “Azeeeeeer...... dimana kamu? Oh, kenapa kamu nak? Kepentok kepala kamu? Apa kamu berkelahi? Tidak! Pasti kamu kena gejala asma kan? Atau kamu semalam kebanyakan nonton sinetron cinta-cintaan yang gak jelas begitu jadinya kamu ngelakuin tingkah yang aneh-aneh! Eh, tapi aku yang sering nonton sinetron yang begituan ya? Hahahahaha, pokoknya jawab nak jangan diem aja?!”
                Azer hanya datar-datar saja melihat wanita itu, Ia tidak menjawab dan tidak merespon tindakan wanita itu yang memukul-mukul kepalanya, mencubit-cubit pipinya, membelokkan matanya, memukul-mukul dadanya, Azer hanya menatap pak Voltak yang meloncat-loncat seperti pocong dengan muka mencret dan mengeluarkan suara “aaaa... aduh... aaaa.. aduh... aaaa” terus-terusan.
                “tapi tunggu, suara jeritannya nggak cocok sama orangnya, kayak cowok berotot tapi sering nongkrong digym” jawab Azer dalam hati
                “kurang ajar! Siapa kamu berani-beraninya nginjek-nginjek kaki saya, sakit tauk!” kata pak Voltak cemberut.  “lah, jadi kenapa jadi imut pak Voltak? Aneh” kata Azer heran.
                “Anda siapa ya? Kok saya nggak ngeliat anda ya tadi? Kok tiba-tiba anda udah muncul ya? Tanya wanita itu, mengingat-ingat.
                “kurang ajar! Anda tadi nginjek kaki saya, nggak liat tuh ada capnya!” tunjuk pak Voltak ke arah kakinya. Emang benar, bolong berbentuk agak lancip, persis seperti bentuk high heels yang dipakai wanita itu.
                “oooh.... saya minta maaf kalau begitu” wanita itu terdiam, lalu kembali melanjutkan pembicaraannya “sepertinya saya kenal anda deh, tapi dimana ya?” kata wanita itu bingung.
                “eh...! karena anda bilang begitu, saya juga rasanya mengenal anda deh” kata pak Voltak berpikir kemudian terkejut “haaaaah!!! Anda kan ibu Tasyra, kenapa ibu ada disini? Jangan-jangan bocah sok keren ini...”

                “iya, ini anak saya, namanya Thamani Ksan SYRazer, dia merupakan anak kedua saya, ayo kita pulang nak, Ibu tadi ditelpon wali kelasmu, terus ngasih tau keadaan kamu, jadi Ibu langsung datang kesini jemput kamu, kamu istirahat aja dirumah oke?” kata wanita itu yang ternyata ibu Azer

                “ibu kenal dengan pak Volta?” tanya Azer
                “kenal dong, istri pak Volta kan kerja tempat ibu” jawab ibu Tasyra tersenyum “jadi kamu kerja disini ya? Hey Azer, tau nggak kamu? Walaupun pak Voltak ini sudah berumur, tapi masih suka lho main kelereng sama anak tetangga, malahan anak tetangga kalah sama pak Volta, hahahahahaha” sambung ibu Tasyra sambil tertawa. Azer pun tidak dapat menahan ketawanya membayangkan pak Volta main kelereng sama anak-anak kecil, Ia pun tertawa terpingkal-pingkal.
                “Istri asem! Awas aja pas pulang nanti” jawab pak Volta dengan wajah memerah padam pertanda malu.

                Hari sudah mau maghrib, tapi Azer masih saja bersantai ditempat tidurnya, melontar-lontarkan bola karet ditangannya dan masih memikirkan kejadian yang dialaminya tadi siang dikelas. Ia pun terpejam sebentar, tidak beberapa lama terbangun karena mendengar suara handphonenya berbunyi, diambil dan diceknya hp tersebut, terdapat dua pesan tertulis dilayar hpnya, dibukanya isi pesan tersebut dan dibacanya “Oi Eser, ane denger lu kesurupan ye dikelas? Mangkanya muka jangan mirip siluman, disangka temennya lu kan? LOL XD”
                “Kurang ajar banget Manda, dia pikir dia Oke dibanding dengan mukaku? Dasar tongkat sapu” jawab Azer dalam hati. Kemudian dibukanya satu lagi pesan dari temannya,  isi pesan tersebut membuat Azer kaget!
                “Hei Azer, kamu nggak apa-apa kan? Kalau kamu nggak apa-apa jangan lupa hari ini nyuu lahiran, anaknya 4 cowok 2 cewek 2, unyu deh J sayang deh kamu nggak liat, semoga cepat sembuh ya zer :D” bunyi pesan tersebut, yang nama pengirimnya Yuuri.
                Azer terkejut “Astaga!! Aku lupa Nyuu lahiran, nggak boleh dilewatin, harus ngeliat anaknya, pasti unyu-unyu” katanya ngomong sendiri, kalau ada yang ngeliat Azer mungkin dianggap orang gila dia.
                “Boss, Aku pergi bentar yee, ketempat Yuuri” Kata Azer pada Ibunya yang lagi masak
                “Kamu kan masih sakit, nggak boleh pergi dulu!” Jawab ibunya melotot kearahnya
                “Bentar aja bu, please” jawab Azer memohon
                “Yaudah, jalan kaki tapi ya?” kata ibunya tersenyum
                “Yaaaah... sudahla” jawab Azer menghela lalu pergi. “Toh rumah Yuuri nggak jauh-jauh amat” pikirnya dalam hati.
                Suasana malam itu tidak begitu bagus, bahkan sangat sepi, tak banyak kendaraan lewat, hanya ada sedikit toko terbuka, diseberang jalan Azer melihat bapak-bapak sedang bermain gaple, diantara bapak-bapak itu ada yang memakai helm dan memakai topi wisuda, “pasti kalah bapak dua orang itu” pikir Azer dalam hati.
                Sesaat kemudian Ia merasakan bulu kuduknya merinding, tetapi Ia cuek saja, tetap berjalan melewati jalan-jalan penuh gelandangan itu. Setelah beberapa lama, Ia mendengar suara anak kecil menjerit, Ia pun kaget dan segera berlari kearah suara itu terdengar, Ia pun berhenti di lorong agak gelap antara dua toko, disana Ia melihat seseorang sedang mencekik anak kecil, wajahnya tidak begitu jelas karena Ia memakai baju seperti kimono, dan memakai seperti sorban dikepalanya, yang terlihat hanyalah tangannya yang putih. Tinggi orang itu sekitar 180cm, berbeda dengan Azer yang tingginya hanya 168cm. Anak kecil itu berambut pirang dan berbadan agak tinggi untuk seorang anak sd, terlihat diwajahnya kalau anak kecil itu sangat ketakutan.
                Melihat semua itu, Azer geram dan berkata “Hei! jangan berani sama anak kecil! Apa kamu pengecut? Beraninya lawan anak kecil doang, lepasin anak itu!”
                Orang tinggi itu beralih pandangannya kearah Azer , Azer terkejut dan tak percaya, dilorong yang agak gelap tersebut, Azer dapat melihat dengan jelas matanya walaupun jauh, mata orang tersebut berwarna putih menyilaukan persis seperti lampu neon. Azer mundur sedikit, dilihatnya orang itu semakin kuat cekikannya pada anak kecil tersebut, anak kecil itu sampai tersedak dan jeritannya semakin melemah, Azer meskipun takut, tapi tidak tega melihat kelakuan orang tinggi tersebut, betapa teganya orang tersebut pada anak kecil itu.
                “Aku tidak peduli siapa kau! Tapi melihat kau berani hanya pada anak kecil, sepertinya kau pengecut, aku tidak takut pada pengecut! Lepaskan dia!!” teriak Azer pada orang itu kemudian berlari kearah orang tersebut, dihujamkannya tinjuan tangannya kepada lengan orang tersebut. Terlepaslah anak tersebut.
                “Larilah jauh-jauh! Orang ini biar aku yang urus!” teriak Azer pada anak itu. Anak itu berjalan mundur sebentar lalu meninggalkan mereka berdua disana. Baru saja Azer menoleh kearah lelaki itu, tangan orang itu sudah mencekik leher Azer.
                “Apa yang kau lakukan, manusia? Kau menggangguku!” kata lelaki itu pada Azer geram. Suaranya tidak seperti manusia biasa, seperti menggema dilorong itu, matanya masih tetap saja terang seperti lampu neon.
                Azer susah bernafas karena cengkraman tangan dilehernya sangat kuat, Azer mencoba melepaskan cengkraman tangan orang itu dengan kedua tangannya, “keras sekali” pikirnya.
                “Kau mau mati hah? Anak muda?” ancam orang itu
                “A...ku... ti...tidak tau apa.... masalahmu kepada.... anak itu” jawab Azer, dengan tekadnya Azer berhasil melepaskan diri dari cengkraman orang itu, “tetapi seperti yang aku bilang, aku tidak takut pada pengecut yang beraninya hanya pada anak kecil!!” dicekiknya balik orang itu dengan tangan kirinya, dan kepalan tangannya siap untuk meninju muka orang itu.
                Orang itu terkejut dan kehilangan keseimbangan. Disaat Ia hampir jatuh dan kepalan tangan Azer mengenai pipi orang itu, diseluruh badan termasuk kepala Azer keluar garis-garis hitam dan membentuk seperti sebuah segel.

                “Apa?! Jangan-jangan orang ini adalah...” belum sempat orang itu menyelesaikan katanya, Ia sudah terhisap dan masuk terhisap kebadan Azer, Ia masuk melalui mata, telinga, mulut, dan pori-pori tangan. Disaat Itu terjadi, bulan menghilang seperti kehilangan sinarnya. Semua orang kaget dan berteriak melihat fenomena itu, Orang itu dan Azer telah menyatu, Azer pun terjatuh lemas dengan muka mencium lantai. Mata, dan badan yang semula berwarna kuning akibat penyatuan itupun menghilang,  Azerpun pingsan.



Bersambung -



Bagaimana kelanjutannya?

Part 2-

            Setelah kejadian malam itu, Azer tak sadarkan diri selama 3 hari, bahkan badannyapun tidak pernah menunjukkan tanda bergerak. Azer terlihat seperti orang yang sedang koma dibandingkan sedang pingsan. Ibunya tau hal itu, sebagai seorang ibu, Ia merasakan bagaimana parah anaknya sekarang. Dokter sudah menyarankan sebaiknya Azer dirawat dirumah sakit saja, tetapi Ibunya tidak mau, Ia hanya ingin anaknya dirawat dirumah saja dengan alasan “perasaan seorang ibu”.
            Ibunya memandang Azer sebentar, kemudian menghela nafas “haaaah”. Kemudian berjalan ke arah meja lampu tepat disebelah tempat tidur Azer. Diatas meja tersebut, terdapat piring dan gelas yang disiapkan Ibunya apabila anaknya nanti terbangun dan lapar. Tetapi, sudah 3 hari berlalu, berarti sudah 3 hari juga makanan yang dibuat ibunya sia-sia. Ketika hendak mengambil meja dan piring tersebut, samar-samar Ia melihat tangan Azer bergerak-gerak. Langsung dipalingkan mukanya menghadap Azer, dilihatnya selama beberapa menit, tetapi kenyataan yang dilihatnya tidak ada sedikitpun tanda Azer bergerak. Dengan muka kecewa, Ia menghela nafas dan berkata “haaaaaah.... mungkin aku terlalu kelelahan sehingga melihat halusinasi. Mungkin setelah ini aku harus istirahat. Lagian, sudah tiga hari aku nggak tidur nyenyak”
            Tiba-tiba, Azerpun bangun. Ibunya terkejut, Azer melihat sekeliling kamar dan kemudian badannya bergetar tertahan seperti orang yang menggeram. Lalu secara tak disangka Ia berteriak sangat kencang “AAAAAAAHHH!!!” kepalanya menghadap keatas, matanya terbelalak putih, mulutnya terbuka lebar, badannya mengejang kaku.
            Ibunya sangat kaget melihat kejadian itu, Ia berjalan kebelakang kemudian terjatuh kehilangan keseimbangan, Ibunya tidak percaya, yang dilihatnya benar-benar mengerikan, keadaan Azer saat itu benar-benar seperti orang kesurupan, hawa panaspun mengelilingi kamar Azer.
            Selang beberapa waktu, Azerpun tersadar, kebingungan, dilihatnya lagi sekeliling ruangan itu, kemudian matanya tertuju kebawah, dilihatnya ibunya tersungkur dibawah dengan ekspresi seperti orang ketakutan. Azer lalu penasaran dan bertanya “ehmmm.. ibu ngapain duduk disitu? Kan bisa duduk dikursi sebelah”
            “Jangan bercanda terus kamu! Kamu mengagetkan Ibu tadi tau nggak!” jawab Ibu Azer sambil berdiri.
            “Maksud Ibu apa ya? Saya nggak ngerti, emang saya tadi ngapain ya bu?” jawab Azer mengernyitkan dahinya.
            “Kamu... ini!!” jawab Ibunya sambil mengepalkan tangan, tetapi kemudian tersadar karena anaknya ternyata sudah sadar, ekspresinya berubah dan langsung memeluk anaknya “Anakku.... syukurlah kamu sudah bangun, Ibu kira kamu benar-benar nggak bisa bangun lagi”
            Ibunya memeluk erat anaknya sambil menahan tangis haru. Ia tidak tau apa yang akan terjadi kalau anaknya tidak bangun.
            “Bu, aku benar-benar nggak ngerti, maksud ibu apa? Kenapa tangan saya di infus begini? Jelasin dong bu, lagian sesak nafasku ini, tolong jangan kencang-kencang meluknya” tanya Azer, sekaligus protes terhadap kelakuan ibunya.
            “ooh... maaf nak, ibu nggak sadar, hehehe” jawab ibunya nyengir
            “Buuu... tadi bang Azer teriak-teriak ya? Kenapa? bang Azer kesurupan lagi ya?” tiba-tiba terdengar suara anak kecil dari luar pintu.
            Ibu Azer lalu berjalan kearah pintu, kemudian membukanya, ternyata suara itu adalah suara adiknya Azer, Syripanzo, laki-laki berumur 10 tahun, untuk seumuran anak sepantarannya, Anzo bertubuh pendek, berisi, putih, rambutnya jarang kalau dilihat dari jauh seperti anak tuyul, mukanya polos dan imut apalagi kalau sedang tersenyum, Anzo merupakan anak terpintar disekolahnya dan disukai teman-temannya, Ia juga terkenal pemberani dan tidak takut mencela gurunya apabila gurunya salah. Bahkan Ia hampir dikeluarkan dari sekolah karena tingkahnya sering memalukan guru dan sekolahnya.
            Berbeda dengan Azer yang, walaupun Ia jenius, berbakat dalam segala hal dan terkenal penentang, Ia tidak berani melawan yang lebih tua apalagi gurunya sendiri, dan juga yang membedakan adalah, walaupun Azer jenius, tetapi Ia juga pemalas, orang yang sering begadang dan bermain game dimalam hari. Tak jarang disekolah Ia sering tidur, dimarahin dan diancam akan diturunkan rangkingnya kalau Ia terus-terusan seperti itu. tetapi Azer tidak peduli, malahan semua ancaman yang dikatakan gurunya tidak pernah terjadi, Azer merupakan kebanggaan sekolah dan Ia juga sering mengharumkan nama sekolahnya.
            “eh, udah pulang nak? Kok cepet?” Ibu Tasyra bertanya pada anaknya kemudian melihat jam dinding. Terlihat bahwa jam masih menunjukkan jarum pendeknya kearah 10 pagi.
            “kata ibu guru tadi, Anzo disuruh pulang lebih awal” jawab Anzo polos.
            “Eh, kok bisa? Kenapa? Kamu sakit ya?” tanya ibunya penasaran
            “nggak tau, nggak tau, nggak” jawab Anzo polos
            “terus kenapa? Itu kok tiki hancur gitu?” kata ibunya, lalu melihat kearah kantong celana anaknya. Tiki adalah tikus robot buatan Anzo, walaupun masih kecil dan polos, Anzo sangat berminat dalam masalah tekhnologi, bahkan setiap hari Anzo selalu membaca buku yang tebal-tebal, saking maniak jeniusnya.
            “gara-gara ibu guru! Tadi waktu Anzo main lagi ngeliatin tiki ke teman-teman, Ia malah meloncat kabur dan duduk dikursi bu guru, waktu Anzo mau ngejar tiki di kursi bu guru, bel tanda masuk udah bunyi, bu guru masuk udah t langsung dudukin tiki, yaudah tikinya nyetrumin ibu guru, ibu gurunya pingsan, jadinya Anzo disuruh pulang sama guru di BK selama 3 hari” Anzo menjelaskan apa yang terjadi selama disekolah dengan wajah polos.
            “ya ampun nak, itu salah kamu kenapa kamu nggak cerita dari tadi?” jawab ibunya menepuk jidat
            “kok Anzo yang salah sih bu? Kan yang salah ibu guru, kenapa langsung duduk nggak meriksa dulu apa yang ada ditempat duduknya” jawab Anzo, mukanya berubah dari polos menjadi sebal
            “Tapi nak, kan gara-gara kamu Tiki lepas terus duduk ditempat bu guru” jawab Ibu Tasyra mencoba menjelaskan
            “loh, kan Tiki lepas sendiri bu, bukan Anzo yang ngelepasin, kalau Anzo yang ngelepasin terus nyuruh Tiki duduk dikursi guru baru Anzo yang salah” jawab Anzo ngotot
            Ibu Tasyra berpikir lalu berkata dalam hati “benar juga kata Anzo, tapi pemikiran dia terlalu rumit untuk dimengerti kalau nggak dipikir baik-baik”.
            “yasudahla, besok ibu bakal datang kesekolah kamu untuk minta maaf. Pokoknya jangan diulangi lagi ya, kalau bisa Tiki jangan dibawa kesekolah” jawab Ibunya sambil berjalan kebawah, hendak menaruh piring dan gelas ketempat cucian.
            “kenapa nggak boleh? Kan Tiki buatan Anzo, jadi terserah Anzo dong mau bawa Tiki atau nggak” jawab Anzo sambil melipat tangan dan membuang muka, gayanya persis seperti orang dewasa.
            “kan Ibu bilang kalau bisa tadi kan?” jawab ibunya berhenti langsung menghadap mukanya kearah anaknya dengan tatapan mengerikan
            “ekh, i...ya... bu” jawab Anzo takut, semula ekspresinya yang sok dewasa berubah jadi seperti orang depresi.

            Suasana dirumah Azer kembali hening setelah itu, disana hanya tinggal Azer dan Anzo berdua, ibunya sedang pergi kepasar bersama teman arisannya, jadi ibunya meminta Anzo untuk menjaga Azer untuk sementara waktu, semula Anzo menolak karena ia lebih memilih bermain atau melanjutkan riset robotnya. Tapi berubah pikiran setelah ibunya berjanji bakal membelikannya chiki cheetah yang jumbo.
            Azer yang sedang membaca buku sambil duduk diatas kasur bersama adiknya yang duduk disebelahnya. Tatapan adiknya tajam, dilihatnya abangnya dari atas kemudian kebawah, lalu Ia mengendus kemudian berpikir. Azer, walaupun fokus tetapi juga agak terganggu oleh tingkah adiknya itu, apalagi setelah adiknya memegang kakinya pelan-pelan terus memegang telapak kakinya Azer.
            “Ngapain sih kamu Nzo?” tanya Azer kepada adiknya
            “hmmm..” kemudian Anzo melipat tangannya, matanya menerawang keatas, mulutnya seperti orang yang sedang merengut. Ia sedang berpikir, berpikir dan berpikir. Azer melongok melihat adiknya.
            “ham hem ham hem, kalau kamu bosan nggak ada kerjaan, mendingan kamu main PS sana” jawab Azer sambil menunjuk kesamping tempat tidurnya. Memang, dikamar Azer ada ps
            “Anzo nggak bosan bang, malah Anzo menemukan sesuatu yang menarik dari abang, mungkin bisa jadi sesuatu yang hebat nantinya” jawab Anzo yakin
            “hah? Apa yang menarik?” jawab Azer dengan muka bingung, dilihatnya seluruh badannya, tidak ada yang menarik katanya
            “abang kan kesurupan..”
            “terus?”
            “apa abang ingat waktu kejadian kakak kesurupan?” tanya Anzo serius
            “Ini anak kesambet apaan, lagaknya udah kayak detective” kata Azer dalam hati.
            “nggak tau, abang nggak ingat apa-apa kejadiannya, waktu ibu cerita tadi, abang nggak tau apa-apa tentang kejadian kemarin” jawab Azer
            “abang tau nggak, kalau orang kesurupan biasanya bakal kesurupan lagi, dikepalanya ada lubang kecil yang nggak terlihat, disitulah tempat mahluk halus masuk. Cuman orang pintar yang bisa tau tempatnya, dan Cuma orang pintar itu juga yang bisa nutup lubangnya. Kalau nggak ditutup bisa-bisa kesurupan lagi bang” Anzo menjelaskan dengan muka seriusnya.
            “Hei dek, abang tau kamu tertarik sama tekhnologi, malah kamu bisa buat robot, itu aja udah buat abang aneh sama kamu. Tapi kamu juga tertarik sama mahluk halus? Abang  nggak taulah kamu ini mahluk apa”
            “tolong deh bang, sekarang bukan zaman tekhnologi dan manusia lagi. Sekarang udah zamannya tekhnologi, manusia, dan mahluk halus bisa hidup bersama, manusia sekarang banyak teman. Abang ingat dengan jojo nggak? Pembantu rumah kita, dia itu mahluk halus bang, penjaga rumah kita” jawab Anzo memberi penjelasan.
            “hah? Jadi jojo itu setan? Penjaga rumah?” Azer terkejut, mulutnya menganga besar
            “abang nggak tau?” jawab Anzo lebih lebar lagi mulutnya menganga
            “nggak, gimana abang bisa tau? Bedainnya gimana coba?” jawab Azer polos
            “gimana abang bisa nggak tau, ibu sama Anzo bisa bedainnya, masa abang nggak bisa?” jawab Anzo
            “nggak bisa, kok bisa mahluk halus dilihat manusia biasa? Kan mereka nggak punya tubuh?” tanya Azer lagi
            “berarti abang benar-benar nggak tau ya?” lalu Anzo keluar, beberapa menit kemudian Anzo kembali membawa buku yang tebal lalu memberikannya pada Azer
            “daripada Anzo menjelaskan panjang lebar, mending abang baca buku ini” Azer menerima buku tersebut dan membaca judulnya. “Perang dunia III: Sejarah peradaban terhebat” itulah judulnya.
            “oke nanti abang baca, tapi kasih tau abang gimana cara bedain mahluk halus sama manusia biasa” tanya Azer lagi
            “Anzo nggak bisa jelasin ke abang gimana caranya, Anzo nggak pernah belajar gimana caranya karena udah bawaan lahir bang. Tapi kalau Anzo ingat-ingat, yang membedakan mahluk halus sama manusia biasa itu mahluk halus nggak punya tulang belakang” jawab Anzo nyengir
            “udah ah, ibu udah pulang kayaknya, mau nagih chiki dulu” kata Anzo sambil berlari gembira
            Didalam kamar itu, Azer tertegun sambil melihat buku yang diberikan oleh adiknya tersebut. Tak beberapa lama dibacanya buku bagian belakang, dan tulisan itu berbunyi:

Perang dunia ke III membawa dampak besar terhadap perubahan duniaTakluknya negara-negara pergabungan yang disebut negara Uni Oasis terhadap negara pergabungan Uni BertinAkhir dari perang tersebut menghasilkan perjanjian damai dan terbentuknya pemerintahan baru, semua negara bergabung terhadap pemerintahan baru yang dipimpin oleh 10 orang dan pusat pemerintahan tersebut bernama “Holy Land” Polis BathlaemPemerintah Dunia yang baru memproklamirkan zaman ini sebagai “Age Of Dimension” dimana tak ada batasan lagi terhadap dimensi kehidupan mahluk berwujud dan mahluk tak berwujud



Bersambung-