Part 2-
Setelah
kejadian malam itu, Azer tak sadarkan diri selama 3 hari, bahkan badannyapun
tidak pernah menunjukkan tanda bergerak. Azer terlihat seperti orang yang
sedang koma dibandingkan sedang pingsan. Ibunya tau hal itu, sebagai seorang
ibu, Ia merasakan bagaimana parah anaknya sekarang. Dokter sudah menyarankan
sebaiknya Azer dirawat dirumah sakit saja, tetapi Ibunya tidak mau, Ia hanya
ingin anaknya dirawat dirumah saja dengan alasan “perasaan seorang ibu”.
Ibunya
memandang Azer sebentar, kemudian menghela nafas “haaaah”. Kemudian berjalan ke
arah meja lampu tepat disebelah tempat tidur Azer. Diatas meja tersebut,
terdapat piring dan gelas yang disiapkan Ibunya apabila anaknya nanti terbangun
dan lapar. Tetapi, sudah 3 hari berlalu, berarti sudah 3 hari juga makanan yang
dibuat ibunya sia-sia. Ketika hendak mengambil meja dan piring tersebut,
samar-samar Ia melihat tangan Azer bergerak-gerak. Langsung dipalingkan mukanya
menghadap Azer, dilihatnya selama beberapa menit, tetapi kenyataan yang dilihatnya
tidak ada sedikitpun tanda Azer bergerak. Dengan muka kecewa, Ia menghela nafas
dan berkata “haaaaaah.... mungkin aku terlalu kelelahan sehingga melihat
halusinasi. Mungkin setelah ini aku harus istirahat. Lagian, sudah tiga hari
aku nggak tidur nyenyak”
Tiba-tiba,
Azerpun bangun. Ibunya terkejut, Azer melihat sekeliling kamar dan kemudian
badannya bergetar tertahan seperti orang yang menggeram. Lalu secara tak
disangka Ia berteriak sangat kencang “AAAAAAAHHH!!!” kepalanya menghadap
keatas, matanya terbelalak putih, mulutnya terbuka lebar, badannya mengejang
kaku.
Ibunya
sangat kaget melihat kejadian itu, Ia berjalan kebelakang kemudian terjatuh
kehilangan keseimbangan, Ibunya tidak percaya, yang dilihatnya benar-benar
mengerikan, keadaan Azer saat itu benar-benar seperti orang kesurupan, hawa
panaspun mengelilingi kamar Azer.
Selang
beberapa waktu, Azerpun tersadar, kebingungan, dilihatnya lagi sekeliling
ruangan itu, kemudian matanya tertuju kebawah, dilihatnya ibunya tersungkur
dibawah dengan ekspresi seperti orang ketakutan. Azer lalu penasaran dan
bertanya “ehmmm.. ibu ngapain duduk disitu? Kan bisa duduk dikursi sebelah”
“Jangan
bercanda terus kamu! Kamu mengagetkan Ibu tadi tau nggak!” jawab Ibu Azer
sambil berdiri.
“Maksud
Ibu apa ya? Saya nggak ngerti, emang saya tadi ngapain ya bu?” jawab Azer
mengernyitkan dahinya.
“Kamu...
ini!!” jawab Ibunya sambil mengepalkan tangan, tetapi kemudian tersadar karena
anaknya ternyata sudah sadar, ekspresinya berubah dan langsung memeluk anaknya
“Anakku.... syukurlah kamu sudah bangun, Ibu kira kamu benar-benar nggak bisa
bangun lagi”
Ibunya
memeluk erat anaknya sambil menahan tangis haru. Ia tidak tau apa yang akan
terjadi kalau anaknya tidak bangun.
“Bu,
aku benar-benar nggak ngerti, maksud ibu apa? Kenapa tangan saya di infus
begini? Jelasin dong bu, lagian sesak nafasku ini, tolong jangan
kencang-kencang meluknya” tanya Azer, sekaligus protes terhadap kelakuan
ibunya.
“ooh...
maaf nak, ibu nggak sadar, hehehe” jawab ibunya nyengir
“Buuu...
tadi bang Azer teriak-teriak ya? Kenapa? bang Azer kesurupan lagi ya?”
tiba-tiba terdengar suara anak kecil dari luar pintu.
Ibu
Azer lalu berjalan kearah pintu, kemudian membukanya, ternyata suara itu adalah
suara adiknya Azer, Syripanzo,
laki-laki berumur 10 tahun, untuk seumuran anak sepantarannya, Anzo bertubuh
pendek, berisi, putih, rambutnya jarang kalau dilihat dari jauh seperti anak
tuyul, mukanya polos dan imut apalagi kalau sedang tersenyum, Anzo merupakan
anak terpintar disekolahnya dan disukai teman-temannya, Ia juga terkenal
pemberani dan tidak takut mencela gurunya apabila gurunya salah. Bahkan Ia
hampir dikeluarkan dari sekolah karena tingkahnya sering memalukan guru dan
sekolahnya.
Berbeda
dengan Azer yang, walaupun Ia jenius, berbakat dalam segala hal dan terkenal
penentang, Ia tidak berani melawan yang lebih tua apalagi gurunya sendiri, dan
juga yang membedakan adalah, walaupun Azer jenius, tetapi Ia juga pemalas,
orang yang sering begadang dan bermain game dimalam hari. Tak jarang disekolah Ia
sering tidur, dimarahin dan diancam akan diturunkan rangkingnya kalau Ia
terus-terusan seperti itu. tetapi Azer tidak peduli, malahan semua ancaman yang
dikatakan gurunya tidak pernah terjadi, Azer merupakan kebanggaan sekolah dan
Ia juga sering mengharumkan nama sekolahnya.
“eh,
udah pulang nak? Kok cepet?” Ibu Tasyra bertanya pada anaknya kemudian melihat
jam dinding. Terlihat bahwa jam masih menunjukkan jarum pendeknya kearah 10
pagi.
“kata
ibu guru tadi, Anzo disuruh pulang lebih awal” jawab Anzo polos.
“Eh,
kok bisa? Kenapa? Kamu sakit ya?” tanya ibunya penasaran
“nggak
tau, nggak tau, nggak” jawab Anzo polos
“terus
kenapa? Itu kok tiki hancur gitu?” kata ibunya, lalu melihat kearah kantong
celana anaknya. Tiki adalah tikus robot buatan Anzo, walaupun masih kecil dan
polos, Anzo sangat berminat dalam masalah tekhnologi, bahkan setiap hari Anzo
selalu membaca buku yang tebal-tebal, saking maniak jeniusnya.
“gara-gara
ibu guru! Tadi waktu Anzo main lagi ngeliatin tiki ke teman-teman, Ia malah
meloncat kabur dan duduk dikursi bu guru, waktu Anzo mau ngejar tiki di kursi
bu guru, bel tanda masuk udah bunyi, bu guru masuk udah t langsung dudukin
tiki, yaudah tikinya nyetrumin ibu guru, ibu gurunya pingsan, jadinya Anzo
disuruh pulang sama guru di BK selama 3 hari” Anzo menjelaskan apa yang terjadi
selama disekolah dengan wajah polos.
“ya
ampun nak, itu salah kamu kenapa kamu nggak cerita dari tadi?” jawab ibunya
menepuk jidat
“kok
Anzo yang salah sih bu? Kan yang salah ibu guru, kenapa langsung duduk nggak
meriksa dulu apa yang ada ditempat duduknya” jawab Anzo, mukanya berubah dari
polos menjadi sebal
“Tapi
nak, kan gara-gara kamu Tiki lepas terus duduk ditempat bu guru” jawab Ibu
Tasyra mencoba menjelaskan
“loh,
kan Tiki lepas sendiri bu, bukan Anzo yang ngelepasin, kalau Anzo yang
ngelepasin terus nyuruh Tiki duduk dikursi guru baru Anzo yang salah” jawab
Anzo ngotot
Ibu
Tasyra berpikir lalu berkata dalam hati “benar juga kata Anzo, tapi pemikiran
dia terlalu rumit untuk dimengerti kalau nggak dipikir baik-baik”.
“yasudahla,
besok ibu bakal datang kesekolah kamu untuk minta maaf. Pokoknya jangan
diulangi lagi ya, kalau bisa Tiki jangan dibawa kesekolah” jawab Ibunya sambil
berjalan kebawah, hendak menaruh piring dan gelas ketempat cucian.
“kenapa
nggak boleh? Kan Tiki buatan Anzo, jadi terserah Anzo dong mau bawa Tiki atau
nggak” jawab Anzo sambil melipat tangan dan membuang muka, gayanya persis
seperti orang dewasa.
“kan
Ibu bilang kalau bisa tadi kan?” jawab ibunya berhenti langsung menghadap mukanya
kearah anaknya dengan tatapan mengerikan
“ekh,
i...ya... bu” jawab Anzo takut, semula ekspresinya yang sok dewasa berubah jadi
seperti orang depresi.
Suasana
dirumah Azer kembali hening setelah itu, disana hanya tinggal Azer dan Anzo
berdua, ibunya sedang pergi kepasar bersama teman arisannya, jadi ibunya
meminta Anzo untuk menjaga Azer untuk sementara waktu, semula Anzo menolak
karena ia lebih memilih bermain atau melanjutkan riset robotnya. Tapi berubah
pikiran setelah ibunya berjanji bakal membelikannya chiki cheetah yang jumbo.
Azer
yang sedang membaca buku sambil duduk diatas kasur bersama adiknya yang duduk
disebelahnya. Tatapan adiknya tajam, dilihatnya abangnya dari atas kemudian
kebawah, lalu Ia mengendus kemudian berpikir. Azer, walaupun fokus tetapi juga
agak terganggu oleh tingkah adiknya itu, apalagi setelah adiknya memegang
kakinya pelan-pelan terus memegang telapak kakinya Azer.
“Ngapain
sih kamu Nzo?” tanya Azer kepada adiknya
“hmmm..”
kemudian Anzo melipat tangannya, matanya menerawang keatas, mulutnya seperti
orang yang sedang merengut. Ia sedang berpikir, berpikir dan berpikir. Azer
melongok melihat adiknya.
“ham
hem ham hem, kalau kamu bosan nggak ada kerjaan, mendingan kamu main PS sana” jawab Azer sambil menunjuk
kesamping tempat tidurnya. Memang, dikamar Azer ada ps
“Anzo
nggak bosan bang, malah Anzo menemukan sesuatu yang menarik dari abang, mungkin
bisa jadi sesuatu yang hebat nantinya” jawab Anzo yakin
“hah?
Apa yang menarik?” jawab Azer dengan muka bingung, dilihatnya seluruh badannya,
tidak ada yang menarik katanya
“abang
kan kesurupan..”
“terus?”
“apa
abang ingat waktu kejadian kakak kesurupan?” tanya Anzo serius
“Ini
anak kesambet apaan, lagaknya udah kayak detective” kata Azer dalam hati.
“nggak
tau, abang nggak ingat apa-apa kejadiannya, waktu ibu cerita tadi, abang nggak
tau apa-apa tentang kejadian kemarin” jawab Azer
“abang
tau nggak, kalau orang kesurupan biasanya bakal kesurupan lagi, dikepalanya ada
lubang kecil yang nggak terlihat, disitulah tempat mahluk halus masuk. Cuman
orang pintar yang bisa tau tempatnya, dan Cuma orang pintar itu juga yang bisa
nutup lubangnya. Kalau nggak ditutup bisa-bisa kesurupan lagi bang” Anzo
menjelaskan dengan muka seriusnya.
“Hei
dek, abang tau kamu tertarik sama tekhnologi, malah kamu bisa buat robot, itu
aja udah buat abang aneh sama kamu. Tapi kamu juga tertarik sama mahluk halus?
Abang nggak taulah kamu ini mahluk apa”
“tolong
deh bang, sekarang bukan zaman tekhnologi dan manusia lagi. Sekarang udah
zamannya tekhnologi, manusia, dan mahluk halus bisa hidup bersama, manusia
sekarang banyak teman. Abang ingat dengan jojo nggak? Pembantu rumah kita, dia
itu mahluk halus bang, penjaga rumah kita” jawab Anzo memberi penjelasan.
“hah?
Jadi jojo itu setan? Penjaga rumah?” Azer terkejut, mulutnya menganga besar
“abang
nggak tau?” jawab Anzo lebih lebar lagi mulutnya menganga
“nggak,
gimana abang bisa tau? Bedainnya gimana coba?” jawab Azer polos
“gimana
abang bisa nggak tau, ibu sama Anzo bisa bedainnya, masa abang nggak bisa?”
jawab Anzo
“nggak
bisa, kok bisa mahluk halus dilihat manusia biasa? Kan mereka nggak punya
tubuh?” tanya Azer lagi
“berarti
abang benar-benar nggak tau ya?” lalu Anzo keluar, beberapa menit kemudian Anzo
kembali membawa buku yang tebal lalu memberikannya pada Azer
“daripada
Anzo menjelaskan panjang lebar, mending abang baca buku ini” Azer menerima buku
tersebut dan membaca judulnya. “Perang dunia III: Sejarah peradaban terhebat”
itulah judulnya.
“oke
nanti abang baca, tapi kasih tau abang gimana cara bedain mahluk halus sama
manusia biasa” tanya Azer lagi
“Anzo
nggak bisa jelasin ke abang gimana caranya, Anzo nggak pernah belajar gimana
caranya karena udah bawaan lahir bang. Tapi kalau Anzo ingat-ingat, yang
membedakan mahluk halus sama manusia biasa itu mahluk halus nggak punya tulang
belakang” jawab Anzo nyengir
“udah
ah, ibu udah pulang kayaknya, mau nagih chiki dulu” kata Anzo sambil berlari
gembira
Didalam
kamar itu, Azer tertegun sambil melihat buku yang diberikan oleh adiknya tersebut.
Tak beberapa lama dibacanya buku bagian belakang, dan tulisan itu berbunyi:
Perang dunia ke III membawa dampak besar terhadap perubahan duniaTakluknya negara-negara pergabungan yang disebut negara Uni Oasis terhadap negara pergabungan Uni BertinAkhir dari perang tersebut menghasilkan perjanjian damai dan terbentuknya pemerintahan baru, semua negara bergabung terhadap pemerintahan baru yang dipimpin oleh 10 orang dan pusat pemerintahan tersebut bernama “Holy Land” Polis BathlaemPemerintah Dunia yang baru memproklamirkan zaman ini sebagai “Age Of Dimension” dimana tak ada batasan lagi terhadap dimensi kehidupan mahluk berwujud dan mahluk tak berwujud
Bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar